in

Bantu Atasi Persoalan Banjir, Pemkot Semarang Berharap Warga Tak Buang Sampah di Sungai

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Semarang, Sih Rianung saat memantau titik rawan banjir di Kota Semarang, Kamis (2/1/2020).

 

HALO SEMARANG – Pemkot Semarang akan terus melakukan upaya untuk mengantisipasi persoalan banjir di musim hujan tahun ini. Di antaranya dengan mengoptimalkan kinerja 49 rumah pompa yang ada di beberapa wilayah. Selain melakukan pengecekan secara rutin, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Semarang juga memantau kinerja rumah pompa yang ada melalui Situation Room yang ada di kantor DPU Kota Semarang.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Semarang, Sih Rianung, Jumat (3/1/2020). “Kami terus pantau kinerja rumah pompa. Jika ada laporan atau temuan gangguan, segera kami atasi dengan menurunkan tim ke rumah pompa yang bermasalah,” katanya.

Dikatakan, banyaknya sampah yang hanyut ke sungai memang menjadi salah satu kendala dalam optimalisasi rumah pompa. Pompa pengendali banjir kerap terganggu dengan banyaknya sampah yang menyumbat aliran pompa. Maka untuk itu dirinya berharap kepada masyarakat untuk tak membuang sampah di sungai.

“Kami berharap masyarakat tak lagi membuang sampah ke sungai. Karena itu sangat mengganggu dalam upaya pengendalian banjir di Kota Semarang,” katanya.

Intensitas hujan yang mulai tinggi, juga membuat beberapa wilayah di Kota Semarang terancam banjir. Warga pun banyak yang berharap ada langkah antisipasi dalam penanganan banjir di Kota Semarang.

“Di beberapa wilayah seperti Jakarta, Bogor, dan Banten banjir banjir sudah menjadi ancaman yang mengkhawatirkan. Kami berharap saat musim hujan seperti ini ada langkah antisipasi dari pemkot untuk menanggulangi ancaman banjir,” kata Eko Haryanto, warga Tlogosari, Kecamatan Pedurungan, Minggu (5/1/2020).

Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, ada sejumlah titik yang menjadi daerah rawan bencana banjir di Kota Semarang. Daerah rawan banjir itu, di antaranya di Kecamatan Genuk, Gayamsari, Semarang Utara, Kecamatan Mijen dan Tugu.

Sementara itu, Kepala BBWS Pemali-Juana Ruhban Ruzziyatno menerangkan, tindakan antisipatif untuk kedatangan air secara tiba-tiba di Kota Semarang adalah dengan menurunkan elevasi atau ketinggian air yang ada di penampungan air rumah pompa.

Seperti di rumah pompa Kali Tenggang dan Sringin elevasi diturunkan menjadi minus 0,02 meter dari permukaan normal. Artinya, meskipun tidak hujan, pompa akan terus dinyalakan hingga elevasi mencapai titik tersebut. “Sekarang ini, kami turunkan elevasinya menjadi minus 0,02 untuk cadangan sewaktu waktu ada air dadakan. Sehingga, kami masih punya waktu untuk pompa dan diarahkan ke laut,” jelas Ruhban.

“Secara umum banjir sudah diantisipasi. Jika ada banjir karena hujan besar, kami pompa, jika banjir karena rob, ada tanggul. Sistemnya seperti itu,” imbuhnya.(HS)

How UK Is Persuading Its Citizens to Get Vaccinated?

What Happens to People’s Lungs When They Get Coronavirus?