in

Antisipasi Kekeringan, Begini Imbauan BPBD Kota Semarang

Pemerintah Kota Semarang melalui BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) mengirim sebanyak tangki air bersih untuk warga terdampak kekeringan di Kota Semarang.

HALO SEMARANG – Upaya mengantisipasi dampak musim kemarau yang diprediksi akan lebih panjang hingga akhir September mendatang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang terus melakukan penyaluran bantuan berupa droping air bersih kepada warga yang membutuhkan. Bantuan penyaluran air bersih ke warga akan diperbanyak seiring dengan prediksi masih panjangnya musim kemarau hingga lebih satu bulan ke depan.

Kepala BPBD Kota Semarang, Endro P Martanto mengatakan, mengantisipasi dampak El Nino, BPBD Kota Semarang memperbanyak stok air bersih untuk membantu menyalurkan kepada warga terdampak kekeringan saat musim kemarau. “Dari data yang ada, wilayah yang rawan terjadi kekeringan dampak musim kemarau ada empat wilayah, Kecamatan Tembalang (Rowosari), Kecamatan Banyumanik (Jabungan dan Gedawang), Kecamatan Ngaliyan (Gondoriyo, Wonosari), dan Kecamatan Genuk,” terang Endro, Minggu (27/8/2023).

Hingga saat ini, sebanyak 86 truk tangki dari dana APBD Kota Semarang dan dari bantuan CSR sebanyak 13 tangki air bersih sudah disalurkan kepada warga terdampak. “Terbanyak air bersih disalurkan ke warga rawan kekeringan seperti di daerah Jabungan, Wonosari, dan Rowosari, sedangkan sebagian kecil di wilayah Genuk. Biasanya untuk keperluan rumah tangga, mulai memasak, dan lainnya,” katanya.

Pihaknya mengimbau masyarakat di saat musim kemarau yang cukup panjang bisa bijak menggunakan air bersih, terutama kebutuhan rumah tangga. Tidak boros air dan menutup kran air yang tidak terpakai, menjadi salah satu cara menghemat penggunaan air. “Lalu, tidak membakar sampah kering tanpa ditunggui sampai mati apinya. Karena hampir tiap hari ada laporan kejadian kebakaran di daerah yang tumbuh banyak ilalang dan sampah kering. Dan kami minta warga juga tidak membuang sisa puntung rokok yang masih hidup sembarangan karena bisa menyebabkan kebakaran,” pungkasnya.

Sebelumnya, Plt Deputi Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan mengatakan, bahwa sepanjang musim kemarau tahun ini, sektor pertanian akan terdampak, terutama lahan pertanian tadah hujan yang masih menggunakan sistem pertanian tradisional yang sangat bergantung pada iklim dan curah hujan.

Selain itu, kondisi kekeringan ini juga dapat menjadi kondisi yang berujung kepada bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang jika tidak terkendali dapat menimbulkan krisis kabut asap. Kabut asap tidak hanya berdampak terhadap kualitas lingkungan, tetapi juga ekonomi, sosial, hingga kesehatan masyarakat.

“Belum lagi di musim kemarau, udara akan menjadi lebih kering dan banyak debu sehingga juga sangat rentan terhadap penyebaran penyakit,” ujarnya.

Ardhasena juga mengingatkan semua pihak untuk menghemat penggunaan air di dalam maupun di luar rumah. Kemarau kering yang melanda akibat El Nino dan IOD Positif diperkirakan akan membuat debit air sungai maupun sumber mata air mengalami penurunan, sehingga dapat berdampak pada ketersediaan dan pasokan air bersih.(HS)

Karnaval Masih Jadi Hiburan yang Ditunggu Masyarakat di HUT Ke-78 RI

Pena Mas Ganjar Gelar Try Out dan Bedah Soal di Tegal