HALO SEMARANG – PT Angkasa Pura I (persero) Kantor Cabang Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang bekerja sama dengan BRI Semarang menggelar Bazaar UMKM Angkasa Pura BRILiaN pada Minggu-Rabu (2-5 Januari 2022). Kegiatan Bazaar UMKM tersebut dilaksanakan di hall Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang, dan diikuti sekitar 10 pelaku UMKM.
General Manager Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang, Hardi Ariyanto mengatakan, dengan adanya kegiatan Bazaar UMKM di bandara bisa menjadi wadah bagi mitra binaan, terutama pelaku UMKM bisa untuk memperkenalkan produk unggulannya masing-masing. Diharapkan, dapat mendongkrak omzet penjualan produk yang ditampilkan mulai dari handycraft, batik, makanan tradisional khas Semarang.
“Sehingga sektor UMKM bisa ikut tumbuh dengan kami fasilitasi di bandara. Tak hanya di area Bazaar ini, di dalam bandara kami juga sudah menyiapkan lahan sebanyak 35 persen dari total lahan komersial, khusus untuk diberikan bagi pelaku UMKM. Tepatnya ruangan yang ada di lantai dua, lantai satu dan perkantoran dan parkir untuk bisa dipakai pelaku UMKM. Saat ini sudah ada sekitar 30 pelaku UMKM yang memakai ditempat kami,” katanya, di sela-sela acara Bazaar UMKM, Minggu (2/1/2022).
Adapun, stand UMKM di antaranya menjual sambal Resep Lawas, kaos khas Semarang Selos, kuliner Roemah Coklat dan lainnya.
“Kalau semua produk dari UMKM terfasilitasi di bandara, maka penumpang atau pengguna jasa bandara bisa lebih mudah untuk mencari oleh-oleh saat berada di bandara,” imbuhnya.
Regional CEO BRI Semarang, Wahyu Sulistiyono mengatakan, kegiatan Bazaar UMKM ini bertujuan untuk menciptakan UMKM di Kota Semarang go digital dan go market. Di mana, melakukan transaksi pembayaran produk lewat digital payment, yakni lewat aplikasi Qris.
“Di Kota Semarang sendiri kami sebar ada 78 ribu digital Qris sebagai alat pembayaran digital, belum lagi di DIY dan Jawa Tengah,” katanya.
Dari sebanyak 4,1 juta pelaku UMKM di Jawa Tengah, sebanyak 5,1 persen permasalahan yang sering dihadapi para pelaku UMKM justru pada pemasaran produk, bukan pada segi permodalan. Lalu bahan baku, pernak-pernik UMKM. Jika keduanya bisa teratasi, minimal lebih 75 persen permasalahan yang dihadapi, bisa terselesaikan.
“Dan jika Qris ini dipakai oleh semua pelaku UMKM. Sehingga diharapkan aplikasi digital payment ini bisa menjadi alat transaksi pembayaran digital masa depan di Indonesia,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, kegiatan Bazaar UMKM ini merupakan hasil kolaborasi antar BUMN, diharapkan bisa mengangkat potensi UMKM di Kota Semarang khususnya dan Jawa Tengah umumnya. Hal ini sesuai dengan yang sering disampaikan Wali Kota Semarang, untuk mengangkat UMKM agar naik kelas. Tidak hanya go lokal saja, go regional tapi juga bahkan go global. Yang mana bisa melakukan ekspor.
“Sebenarnya pangsa pasar di luar negeri banyak sekali, misalnya peluang ekspor ke Singapura berupa produk gula semut. Sehingga kolaborasi semua stakeholder, diperlukan, BRI dari segi pembiayaan, lalu lainnya pakagingnya, serta Angkasa Pura yang siapkan izinnya. Jika cara ini berjalan, maka pelaku UMKM binaan BUMN pada pertengahan atau pekan kedua bulan Januari ini, bakal melepas ekspor perdana UMKM dari Kota Semarang,” kata Mbak Ita, sapaan akrab Hevearita G Rahayu.
Sedangkan untuk potensi produk ekspor, lanjut Mbak Ita, kebanyakan produk lokal seperti sayuran, batok kelapa, dan besek juga diminati pasar di luar negeri.
“Bahkan dalam sekali pengiriman ekspor contohnya, sekitar 5-6 ton sayuran bisa diterbangkan ke luar negeri, yakni ke Australia. Untuk itu kami terus mendorong pelaku UMKM agar mereka mau go global, dan akhirnya mereka siap untuk ekspor,” pungkasnya.(HS)