in

Akses ke Balai Desa Sulit, Warga Kedunggading Kendal Minta Dibuatkan Jembatan

Warga harus menyebrangi sungai Blukar menuju Dusun Tapak Timur Desa Kedunggading, Kecamatan Ringinarum.

HALO KENDAL – Warga Dusun Tapak Timur, Desa Kedunggading, Kecamatan Ringinarum, Kabupaten Kendal mendesak pemerintah daerah membuatkan jembatan penyeberangan di Sungai Blurak. Karena selama ini warga harus memutar cukup jauh jika ingin mengurus keperluan di balai desa.

Dusun Tapak Timur terpisah dengan dusun-dusun lainnya. Bahkan berbatasan dengan wilayah Kecamatan Gemuh. Jika ingin ke balai desa warga harus memutar melewati empat desa tetangga, dengan waktu tempuh hingga 30 menit atau setengah jam. Atau terpaksa menyeberangi sungai jika ingin lebih cepat, namun berbahaya bagi kendaraan dan keselamatan jiwa.

Warga berharap adanya jembatan penghubung menuju Kantor Pemerintahan Desa Kedunggading. Dengan adanya jembatan maka warga akan dimudahkan dalam mengurus keperluan di Balai Desa Kedunggading.

Dusun Tapak Timur sendiri berada jauh terpisah dari dusun lainnya di Desa Kedunggading. Dan berhimpitan dengan Desa Triharjo dan Sojomerto Kecamatan Gemuh.

Seperti diungkapkan warga Dusun Tapak Timur, Budiyanto. Dirinya mengungkapkan, selama ini untuk mengurus keperluan ke balai desa harus memutar melewati empat desa.

“Terlebih saat musim penghujan, saya bersama warga lain tidak bisa menyebrangi Sungai Blukar karena debit airnya tinggi,” ungkapnya, Jumat (23/9/2022).

Budiyanto berharap, pemerintah segera membangun jembatan sebagai akses jalan dari Dusun Tapak Timur menuju Balai Desa Kedunggading.

“Kita memang susah kalau mau ke balai desa karena jalannya harus muter melewati Desa Triharjo, Cempokomulyo, Galih dan Rowobranten. Kalau sedang kemarau bisa lewat sungai dan lebih cepat. Tapi kalau sungai arusnya deras ya tidak bisa,” tutur Budiyanto.

Sementara itu, Kepala Desa Kedunggading, Budiyono mengatakan, pihaknya sudah mengusulkan melalui Pemerintah Kabupaten Kendal supaya dibuatkan jembatan penghubung. Bahkan menurutnya, hal tersebut sudah disampaikan sejak 2019 silam.

“Memang itu sudah diusulkan dan diperjuangkan lama, lima hingga enam periode kepala desa. Jadi dulu sempat masuk di APBD Kabupaten tahun 2019, hanya saja ada kendala tentang jalan kabupaten, karena jalan itu masih jalan desa dan akhirnya tidak bisa dilaksanakan,” ungkapnya.

Budiyono menambahkan, jembatan ini sangat krusial untuk dibuat karena merupakan jalan alternatif penghubung tiga kecamatan yakni Kecamatan Patean, Gemuh dan Pegandon.

Bahkan, dirinya mengaku para perangkat desa juga harus menerobos jalan licin serta menyeberang Sungai Blukar untuk memberikan pelayanan jemput bola kepada warganya yang ada di Dusun Tapak Timur.

“Selain itu juga penting sebagai akses bagi warga untuk melakukan kegiatan tani ataupun anak-anak sekolah tidak perlu mutar lagi,” imbuh Kades yang pernah menjabat sebagai anggota DPRD Kendal tersebut.

Budiyono juga berharap, pemerintah bisa segera membangun jembatan penghubung bagi warganya. Sehingga tidak perlu memutar jauh untuk keperluan ke Balai Desa Kedunggading maupun keperluan lainnya.

“Kalau pas lagi hujan, harus memutar 30 menit, karena harus melewati empat desa lintas kecamatan. Kemudian kalau musim kemarau, warga masih bisa melewati sungai, meski medannya tidak cukup bagus,” ujarnya. (HS-06)

Sambil Serahkan Bantuan, Stafsus Menag RI Kunjungi Situs Sejarah Masjid Tua Patimburak di Pedalaman Papua

Dukungan Infrastruktur Masih Jadi Tantangan Mobil Listrik Sebagai Kendaraan Massal