in

Ada Kursi Melintang di Jalan Suari Kota Lama Semarang, Sekadar “Proyek” Kah?

Kursi yang terpasang permanen di Jalan Suari, kawasan Kota Lama Semarang.

 

HALO SEMARANG – Kontroversi kembali muncul dalam penataan Kota Lama Semarang. Setelah sebelumnya pembangunan kanopi di Jalan Suari yang diprotes banyak nitizen, kini di lokasi yang sama muncul kursi di tengah jalan.
Penempatan kursi melintang di tengah jalan ini juga menjadi perhatian warganet. Akun Facebook Johanes Christiono memposting keberadaan kursi tersebut di salah satu grup.

Kursi Baru di Jl Suari

Sekarang muncul kursi-kursi besi di jalan Suari. Di lokasi kanopi yang gagal pasang. Kursi taman itu dipasang beberapa buah dan posisinya melintang di tengah jalan. Sekarang sedang dikerjakan para tukang. Sesuai instruksinya, kursi ditanam permanen di tengah-tengah jalan.
Nah, bagi pengunjung Kota Lama pasti akan bisa menjadi tempat duduk-duduk santai menikmati suasana setempat. Saya setuju karena minim kursi di Kota Lama. Namun fasilitas itu jelas mengganggu dan merepotkan pemilik bangunan atau rumah di daerah itu.
Masalahnya ada warga yang menghuni beberapa bangunan yang perlu mengeluarkan dan memasukkan mobilnya ke garasi. Kira-kira proyek ini tepat guna atau tidak?
Dengan adanya kursi besi permanen, berarti mobil tak bisa lewat sama sekali meskipun itu milik penghuni setempat. Mengapa kursi tidak ditanam di lokasi segaris lampu saja dan tak menghalangi jalan masuk?
Belum lagi kalau ada peristiwa kebakaran misalnya, apa harus melepasi kursi agar bisa lewat?

Status disertai foto kursi di Jalan Suari yang diunggah 4 Desember 2020 langsung ditanggapi ragam komentar netizen. Mayoritas mengkritik kebijakan pemerintah yang menganggap penataan Kota Lama berorientasi proyek.

“Ndase ngelu yak e…ndokok kursi kok Ning tengah…OPO mmg Sengojo ngko nek salah akeh sg protes dirubah neh gen entuk proyek neh…(Kepalanya pusing mungkin…meletakkan kursi kok di tengah…Apa memang disengaja, biar nanti kalah salah, banyak yang protes, diubah lagi, biar dapat proyek lagi),” tulis akun Mas Raden Suro.

Dari pantauan di lapangan, penempatan kursi besi tersebut berada di jalan yang sebelumnya dibangun kanopi transparan, yakni di Jalan Suari. Jalan ini persis berada di depan Gereja Blenduk, menjadi penghubung antara Jalan Letjen Soeprapto dan Jalan Kepodang.

Ada 10 pasang kursi dengan posisi saling membelakangi yang dipasang permanen. Konstruksi kursi memang bukan seperti kursi pada umumnya, melainkan didesain dengan model vintage atau antik, menyesuaikan nuansa zaman dulu Kota Lama.

Menjadi persoalan ketika kursi-kursi tersebut dipasang melintang, tepat di tengah-tengah Jalan Suari. Keberadaan kursi tersebut dirasa menghalangi lalu lalang wisatawan.

Hingga berita ini diturunkan belum ada tanggapan dari pihak Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L). Saat dikonfirmasi, Ketua BPK2L Hevearita Gunaryanti Rahayu belum merespons.(HS)

Sukses Suzuki Sudah Dirancang sejak 2018

Perbanyak Kejuaraan, Percasi Kendal Akan Fokus Tingkatkan Prestasi Atlet