
HALO KENDAL – Sebanyak 3.800 tenaga kesehatan (nakes) di Kabupaten Kendal, akan menjalani vaksinasi penangkal Covid-19 atau vaksin Sinovac tahap awal.
Kepala UPTD Puskesmas Sukorejo I, dr Muhammad Jamaludhin mengatakan, sejauh ini pihaknya masih menunggu arahan dan petunjuk pelaksanaan vaksinasi.
“Sebanyak 70 nakes yang ada di Puskesmas Sukorejo dan 55 nakes di Puskesmas Patean mengaku siap untuk disuntik vaksin Sinovac,” terang dr Muhammad Jamaludhin yang juga menjabat Kepala UPTD Puskesmas Patean, Jumat (15/1/2021).
Menurutnya, adanya program vaksinasi Sinovac penangkal Covid-19 ini, sudah disampaikan kepada semua nakes yang ada. Karena tahap awal, yang bakal lebih dahulu divaksin adalah tenaga kesehatan.
“Namun sebelum divaksin, setiap nakes akan menjalani screening kesehatan terlebih dahulu. Yakni untuk mengetahui apakah ada penyakit bawaan lain atau tidak. Selain itu untuk melihat apakah sudah pernah tertular Covid-19 atau belum,” ungkap dr Jamludhin.
Ini dilakukan, semata- mata untuk kehati-hatian. Karena yang namanya vaksin, berasal dari virus itu sendiri yang sudah dilemahkan. Sehingga tubuh bisa melawan dan menangkal jika ada virus corona masuk ke dalam tubuh.
“Kami meyakini bahwa vaksin ini sudah aman. Karena sudah melalui proses riset atau penelitian yang dilakukan para ahli. Kami dan para nakes yang ada melihat sisi positifnya. Karena kami ingin pandemi ini bisa segera berakhir. Sehingga vaksin memang harus dilakukan segera,” paparnya.
Senada diungkapkan Kepala UPTD Puskesmas Kaliwungu, dr Tri Nur Alis Rahmawati. Dia menjelaskan, 80 tenaga kesehatan di Puskesmas Kaliwungu siap untuk divaksin.
Namun dimungkinkan mereka tidak bisa divaksin semua karena jumlah vaksin yang terbatas. Selain itu sebagian besar nakes di Puskesmas Kaliwungu juga sudah pernah terpapar Covid-19.
“Sebelum divaksin, mereka akan kami screening. Sebab ada 13 penyakit penyerta yang tidak boleh divaksin. Di antaranya asma, hipertensi, autoimun, gagal ginjal dan lain- lain. Selain penyakit-penyakit tersebut juga yang pernah tertular Covid-19 tidak boleh dilakukan vaksin,” jelas dr Tri Nur Alis Rahmawati.
Dia pun mengaku, pihaknya juga sudah menyiapkan sekitar 40 tenaga kesehatan yang nantinya akan menyuntikkan vaksin.
“Mereka sudah dibekali pelatihan teknik pemberian vaksin dan proses screening. Kalau menyuntik vaksin sudah biasa, yang membedakan adalah pada tahapan screeningnya,” pungkasnya.(HS)